Kamis, 15 Januari 2015

Hal berikut ini akan menjadikan Anda menjadi sales yang luar biasa. GARRY TENGKER mencontek ilmu penjualan (selling skill) dari sang master JOE GIRRARD

Berikut adalah 5 hal penting yang diucapkan oleh Joe Girrard yang benar-benar berpengaruh terhadap proses jualan:

1. SELLING IS EASY
Menurut Garry Tengker, bagaimana mungkin Anda bisa sukses di bidang yang Anda benci. Jadi jika memang Anda ingin menggapai kesuksesan dalam bidang penjualan, maka harus dimulai dari pemikiran bahwa jualan adalah hal yang mudah.

2. SALES ISN'T BORN, THEY ARE MADE
Tidak ada orang yang dilahirkan dengan bakat jualan. Sales person lahir bukan karena bakat tapi karena proses jualan yang terus diulang-ulang.
Jangan kaget ketika Anda terus melakukan hal yang sama untuk kurun waktu yang panjang, maka Anda akan semakin mahir dalam melakukan hal tersebut. Inilah yang disebut POWER OF REPETITION.
Ada banyak langkah untuk membuat Anda hebat berjualan, tapi saya percaya skill itu bisa diasah karena waktu.

3. COPY THE RIGHT PERSON, AND FIND YOUR OWN WAY
Cara paling mudah untuk menjadi sales sukses adalah dengan mengikuti (bahkan menjiplak) cara jualan orang yang sudah sukses di bidang tersebut. Ketika sudah nyaman, maka ubahlah gaya tersebut sesuai dengan karakter Anda.
Jangan pernah mengikuti training tentang selling yang dia sendiri belum pernah sukses di bidang penjualan.

4. IF I CAN, SO DO YOU
Karena kita memiliki waktu yang sama, otak yang sama; maka apa yang saya lakukan bisa juga Anda lakukan.


Salam sukses,

Garry Tengker

GARRY TENGKER BERSAMA TOYOTA ASTRA MOTOR- STRATEGIC SELLING SKILL

Merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya untuk bisa men-sharing beberapa pengalaman saya dalam dunia penjualan kepada para rekan-rekan Sales level 3 dari seluruh dealer Toyota.

Sampai artikel ini saya tulis, total sudah 14 batch yang saya bawakan.

Dalam satu sesi tertentu, ada sesi dimana para peserta harus membawakan sharing kisah sukses mereka dalam menjual mobil Toyota. Salah satu yang saya ingat adalah kisah seorang Ibu yang merupakan salah seorang wiraniaga sukses dari Nasmoco Semarang yang harus menanggung biaya pengobatan anaknya yang terkena diabetes. Hampir saja dia bunuh diri kalau tidak mendapat telpon dari Toyota untuk bergabung.
Akhirnya dia bisa berjualan dengan baik dan bahkan bisa membiayai anaknya untuk berobat. Uniknya, anak itu telah beranjak besar dan sekarang bergabung menjadi wiraniaga di Nasmoco.

Di kelas ini saya juga bisa berkenalan dengan beberapa Wiraniaga yang sangat luar biasa, seperti bapak Agung Teha (Nasmoco Semarang), Bapak Abdullah - Bang Doel (Hadji Kalla Motor), Ibu Effa (Auto 2000 Sidoarjo), dan banyak yang lain.

Toyota selalu menjadi icon bagi para pembeli mobil. Salam sukses untuk Anda semua.

Regards

GARRY TENGKER: CARA MEMILIH VENDOR TRAINING YANG TEPAT

Semakin hari semakin banyak organisasi yang akhirnya menyadari pentingnya pelatihan (training) dalam keberlangsungan organisasi kita. Kesadaran ini diwujudkan dengan munculnya satu bagian khusus dalam HR atau bagian SDM yang khusus untuk menangani masalah pelatihan, yang seringkali disebut dengan bagian HR Training ataupun HR People Development. Hal ini sangat baik, karena dengan situasi ini kita bisa melihat bahwa manusia bukan lagi dianggap sebagai capital tapi sudah dianggap sebagai asset.
Isu yang sering muncul di bagian HR Training adalah ketika kita sudah mengetahui judul materi beserta tujuan pelatihan yang ingin dicapai, pertanyaan besar berikutnya yang harus dijawab adalah “Siapa yang harus membawakan materi pelatihan tersebut?”.
Kami membaginya menjadi dua opsi besar, yaitu dibawakan oleh pihak internal atau pihak eksternal (vendor). Uniknya, memilih vendor training hampir sama dengan membeli kucing dalam karung. Kita hanya bisa tahu kualitas satu vendor setelah training tersebut dijalankan. Artinya, banyak organisasi mengalami kesulitan untuk memfilter mana vendor atau trainer yang berkualitas dan mana yang tidak.
Untuk itu, inilah yang kami selalu sarankan kepada banyak perusahaan rekanan kami tentang tips memilih vendor yang benar:
1.       Tanyakan Spesialisasi Vendor atau Trainernya
Tiap vendor memiliki spesialisasinya masing-masing. Ada vendor yang memiliki spesialisasi di Marketing, Service ataupun Public Speaking. Sangat berbahaya jika Anda bertanya kepada vendor tersebut “apa spesifikasi vendor Anda?” dan kemudian dia menjawab “kami bisa semua jenis training”. Karena tiap vendor biasanya hanya akan fokus kepada beberapa materi tertentu saja. Jangan sampai Anda memilih vendor yang hanya spesialis di Marketing untuk membawakan materi yang berhubungan dengan Selling Skill, karena dapat dipastikan semua materi yang akan dibawakan pasti akan lari ke arah Marketing.
Ketika ditanya, apa yang menjadi spesialisasi dari Lutan Edukasi, maka kami secara gamblang menyatakan ada empat spesialisasi kami: Leadership, Selling, People Development dan Strategy Execution.
2.       Tanyakan apakah trainer yang nantinya akan mengajar pernah memiliki pengalaman bekerja atau pengalaman mengajar di perusahaan yang proses bisnisnya sama dengan perusahaan Anda.
Hal ini tentu saja penting, karena akan menyangkut tentang seberapa kuat trainer tersebut mampu menceritakan pengalaman dan juga bagaimana trainer tersebut membangun studi kasus untuk dibahas.
3.      Minta waktu agar Anda bisa mengobserve trainer tersebut ketika trainer tersebut sedang mengajar
Tanyakan kepada vendor tersebut tentang jadwal terdekat yang dimiliki oleh trainer tersebut, sehingga Anda bisa melihat bagaimana cara dan metode mengajarnya.
4.      Tanyakan apakah vendor tersebut memiliki afiliasi dengan perusahaan yang membuat standarisasi materi
Kualitas bahan yang akan disampaikan sangatlah penting. Afiliasi vendor dengan perusahaan pembuat standar materi berhubungan sekali dengan hak paten. Ada beberapa vendor yang pernah terkena masalah karena melakukan plagiarisme dan kemudian harus dibawa ke masalah hukum (bukan hanya vendor yang terkena, tapi perusahaan Anda bisa terkena imbasnya).
5.      Follow Up apa yang bisa ditawarkan
Kesuksesan sebuah training bukan saja terletak pada kepuasan peserta tetapi juga apakah training tersebut mampu mengubah sikap, pengetahuan atau ketrampilan peserta. Untuk itu dibutuhkan follow up tools yang bisa memonitor hal tersebut.
Apakah vendor tersebut berpengalaman untuk melakukan monitoring sesudah pelatihan?

Kesimpulan
Selama ini training sering dianggap sebagai cost bagi perusahaan, dan persepsi itu akan semakin benar jika kita memilih vendor yang salah. Mari kita telisik lebih dalam mengenai vendor mana yang pantas untuk diinvestasikan.
Sama seperti ketika kita memilih sekolah untuk anak, kita akan memberikan usaha lebih untuk memfilter sekolah mana yang tepat untuknya. Usaha yang sama patut kita berikan bagi organisasi / perusahaan kita sehingga sampailah kita kepada konsep Human is an Asset for our Organization.

Jumat, 09 Januari 2015

NAMA SAYA GARRY-ROBERT TENGKER: YANG ASLI

Saya merasa diri saya tidak terlalu terkenal, karena saya adalah seorang Pendeta dan juga seorang pembicara publik yang menurut saya tingkat ketenarannya biasa saja.

Namun ketika melihat di internet, saya merasa aneh karena saya baru sadar ada beberapa orang yang berkomentar, baik itu di artikel ataupun di beberapa tempat lain yang menggunakan nama saya untuk menjelekkan sebuah organisasi.

Hal ini agak sedikit unik. Karena biasanya dalam beberapa akun saya menggunakan nama Garry-Robert Tengker. Berikut ini nama akun saya yang resmi:

Facebook: Garry-Robert Tengker (Istri: Dira Pardede-Tengker, anak: Oliver-Sharon Tengker)
Linkedin: Garry-Robert Tengker
Twitter: Garry-Robert Tengker (@garrytengker)
Blog: Ini adalah satu-satunya blog resmi saya (www.garrytengker.blogspot.com). Dahulu saya memiliki blog www.garrytengker.co.cc namun itu sudah dihapus. Lalu kemudian ada orang yang kemudian membajaknya.

Gmail: garrytengker@gmail.com


Mohon jika para pembaca melihat ada tulisan yang membawa nama saya, agar dihiraukan kecuali penyataan itu muncul dari blog ini.

Training Of Trainer (Tot) Advokasi Terapan Angkatan I Tahun 2013. Dikutip dari Website BKKBN Kalimantan Barat

Diposting oleh : Administrator Kategori: Kegiatan 2013 - Dibaca: 338 kali
BOGOR, 15-22 SEPTEMBER 2013
Advokasi merupakan rangkaian tindakan strategis yang dirancang dengan baik yang ditujukan kepada pengambil keputusan untuk mendukung kebijakan tertentu. Proses advokasi bertujuan mempengaruhi kebijakan, hukum, peraturan, program, atau tingkat pendanaan. Proses advokasi sendiri dapat dibagi menjadi lima tahap:
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Merumuskan dan memilih solusi.
c. Membangun kesadaran.
d. Tindakan kebijakan.
e. Evaluasi.
Tahap-tahap ini bersifat fleksibel, artinya tahap-tahap tersebut mungkin saja terjadi bersamaan atau berurutan, dan prosesnya sendiri mungkin saja berhenti atau berbalik.
Advokasi sebagai strategi bersifat sebagai proses mempengaruhi para pengambil keputusan, khususnya pada saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber daya, dan mengambil keputusan yang menyangkut pemenuhan kebutuhan masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi teknis, dari perencanaan advokasi sampai pada teknik pelaksanaan yang didasarkan pada bukti-bukti yang diperoleh, sangat diperlukan dalam mengadvokasikan Program Kependudukan dan KB (KKB).
Diperlukan individu-individu yang memiliki pengetahuan, komitmen, dan kepedulian untuk menganalisis dan mengangkat isu-isu yang ada agar dapat melakukan advokasi guna mempengaruhi pengambilan keputusan. Personil yang melakukan advokasi, baik individu maupun bersama-sama, diharapkan mampu menyuarakan kepedulian terhadap Program Kependudukan dan KB kepada stakeholder, sehingga akan dapat memperbaiki pelayanan dasar KB dan KS dan memperbaiki kehidupan keluarga dan masyarakat.
BKKBN melakukan inisiatif baru untuk merevitalisasi Program KB melalui kegiatan KB Kencana. Kegiatan ini diharapkan dapat menyukseskan Program KKB dalam upaya mempercepat pencapaian sasaran Program KKB sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014 dan untuk mencapai tujuan MDGs yang kelima. Advokasi, yang merupakan salah satu kegiatan dalam Program KB Kencana, sangat penting dalam menjaring kemitraan dan memperkuat komitmen dalam Program KKB dari berbagai pihak, khususnya dari Pemerintah Daerah.
TOT dan pelatihan berjenjang yang meliputi TOT Advokasi Terapan di tingkat pusat dan provinsi diharapkan dapat mencetak SDM yang berdaya guna dalam mewujudkan tujuan advokasi yang sudah disepakati.
Kegiatan TOT ini diikuti oleh peserta BKKBN Pusat (Biro Perencanaan, DITVOKKOM, jajaran kedeputian KBKR, PUSNA, dan Pusdiklat KKB) dan unsur provinsi (Perwakilan BKKBN Provinsi dan mitra kerja).
Pada akhir TOT Advokasi Terapan, peserta akan memiliki spesialisasi di bidang:
a. Proyeksi pembiayaan KB (Family Planning costing)
b. Pemetaan pengaruh jaring kerja KB (net map)
c. Perencanaan advokasi (smart chart)
d. Advokasi Program KKB
Kegiatan TOT Advokasi Terapan dilaksanakan pada tanggal 15-22 September 2013 di The Mirah Hotel, Ruang Pakuan Lantai 2, Jl. Pangrango No. 6 Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh BKKBN Pusat bekerjasama dengan UNFPA dan John Hopkins University.
Acara pembukaan dimulai pukul 19.45 WIB sampai pukul 21.00 WIB di Ruang Pakuan, Lantai 2 The Mirah Hotel pada hari Minggu, 15 September 2013. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, dilanjutkan dengan laporan ketua panitia penyelenggara yang disampaikan oleh Drs. Putra Alam. Kemudian sambutan dari Ibu Fitri Pucuk dari Lutan-AFP. Dalam sambutannya, beliau mengemukakan bahwa kabupaten/kota merupakan ujung tombak pencapaian MDGs, dan diantara tiga modul yang akan diberikan, dua modul akan langsung bersentuhan dengan kabupaten/kota: FP/RH costing dan net map. 
Acara berikutnya adalah sambutan dari PLT Sestama (Ambar Rahayu). Beliau menyatakan bahwa awalnya kegiatan KKB Kencana adalah new initiative yang diajukan oleh beliau bersama Deputi Bidang KB-KR (Julianto Wicaksono). Adapun tujuan dari KKB Kencana itu sendiri adalah mencari model penggarapan KB untuk menjawab beberapa pertanyaan seputar hasil SDKI 2012 dimana indikator-indikator KB menunjukkan adanya penurunan dari target yang diharapkan. KKB Kencana itu sendiri akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun pertama, 2013, hanya ada empat provinsi sasaran yakni: Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan NTT). Pada tahun 2013 ini yang menjadi fokus kegiatan KKB Kencana adalah penguatan kelembagaan. Subkomponen yang harus disiapkan guna mendukung penguatan kelembagaan ini adalah:
1. Advokasi -> meningkatkan komitmen kabupaten/kota untuk akselerasi Program KKB.
2. KIE -> memfasilitasi penggerakan lini lapangan.
3. Supply chain -> distribusi alokon.
Tahapan kedua pada tahun 2014 berfokus pada pengembangan program berdasarkan pemodelan tahun 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi kabupaten/kota untuk menyusun Renstra yang benar. Tahapan ketiga adalah replikasi Program KKB Kencana di provinsi lain (minimal 4 provinsi tambahan).
Selanjutnya adalah Sambutan Deputi Bidang KB-KR BKKBN (Julianto Wicaksono) sekaligus membuka kegiatan TOT Advokasi Terapan Angkatan I Tahun 2013.
Pelatihan dimulai pada hari Senin, 16 September 2013 pukul 08.30 WIB oleh Izhar Fihir (Tim AFP) yang mengantarkan materi Pelatihan Keterampilan Melatih untuk Paket Keterampilan Advokasi Berbasis Bukti. Dilanjutkan materi Pendekatan Advokasi Berbasis Bukti oleh Dini. Kemudian Sri Moertiningsih Adioetomo (anggota Core Working Group John Hopkins), Ayke, menyampaikan materi Penghitungan dan Proyeksi Pembiayaan Program KB. Setelah istirahat, peserta dibagi dalam tiga kelompok, sesuai modul yang diajarkan. 
Kegiatan pada dua hari berikutnya dilakukan secara terpisah di tiap-tiap kelompok. Pada hari Kamis, 19 September 2013 hingga Sabtu, 21 September 2013 peserta kembali disatukan dalam satu ruangan untuk menerima materi dari Garry R. Tengker (LUTAN). Materi yang disampaikan meliputi tata cara melatih dan Neuro-Linguistic Programming (NLP).

Senin, 05 Januari 2015

“PEMIMPIN BUKANLAH JABATAN TAPI PERAN”


Awal tahun 2015 ini, saya menyaksikan kembali sebuah program acara di salah satu televisi swasta dengan judul “Kung Fu Hustle”. Sebuah film laga bergenre komedi yang sebenarnya merupakan film produksi tahun 2004. Dalam satu adegan ada sepasang suami istri yang terpaksa harus kembali ke dunia persilatan karena kampungnya diganggu oleh mafia. Seorang warga memberikan satu nasehat kepada pasangan suami istri tersebut dengan kalimat yang begitu menggugah saya, “with great power comes great responsibility” (Kekuasaan yang besar menghasilkan tanggung jawab yang besar).
Bukankah ini sangat relevan dengan isu yang ada di organisasi saat ini? Bahwa seorang yang memiliki power justru harusnya makin memiliki rasa responsibility terhadap apa yang dipercayakan kepadanya.
Mari kita lihat sebuah pola kepemimpinan yang paling sederhana. Dalam sebuah keluarga, ketika orang tua ditanya mengenai rencana mereka terhadap anak-anaknya, maka mereka pasti merencanakan yang terbaik untuk anaknya baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek. Itulah yang disebut dengan kepemimpinan.
Lalu, apakah Anda sudah memiliki perencanaan untuk anggota tim Anda? Sebaiknya Anda wajib punya jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Karena anggota tim sama seperti anak, dimana Anda bertanggung jawab penuh terhadap mereka baik dalam hal prestasi ataupun ketika mereka melakukan kesalahan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan tanggung jawab dari seorang pemimpin terhadap timnya. Kami biasa menyebutnya dengan istilah 4C’s:
Competency
Seberapa sering Anda mengirim anggota tim Anda untuk mengembangkan kompetensi mereka? Apakah ada sharing rutin yang Anda lakukan di tim Anda? Berapa rajin Anda melakukan perbincangan yang bersifat coaching?
Character
Ketika Anda memimpin tim lebih dari 1 orang, maka Anda akan berhadapan dengan orang-orang yang memiliki karakter berbeda. Ketika Anda menghadapi kesulitan dalam menghadapi karakter anggota tim Anda, ingatlah untuk membenci perilakunya, bukan membenci orangnya.
Chance
Seorang Direktur bertanya dengan muka yang terlihat sangar: “Ide siapa ini?”, maka sang manager dengan takut langsung menunjuk bawahannya dan berkata “Ide dia”. Lalu sang direktur berkata “Ide yang sangat brilian”; dan sang manager pun langsung meralat kalimatnya dengan mengatakan “maaf pak, tadi itu ide saya”.
Saya rasa Anda bisa menafsirkan sendiri apa yang saya maksud dari kisah diatas dan menyimpulkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin.
Career
Ajukan pertanyaan ini kepada diri Anda: dari seluruh anggota tim yang Anda kelola saat ini, siapakah orang yang menurut Anda bisa menggantikan posisi Anda?
Banyak pemimpin takut untuk menjawab pertanyaan ini karena takut tersaingi. Sadarkah Anda, bahwa Anda tidak akan bisa naik jabatan jika tidak ada kader yang bisa menggantikan posisi Anda?


Jadi kepemimpinan bukan berbicara mengenai keberhasilan diri Anda, tapi berbicara mengenai pencapaian anggota tim Anda.