Jumat, 25 September 2015

DAFTAR PEMIMPIN PERUSAHAAN TERBAIK di Indonesia (Versi Garry Tengker)

Daftar ini sengaja saya buat dengan kutipan akhir "versi Garry Tengker", karena biasanya orang akan bertanya mengenai indikatornya. Maka harus saya tegaskan bahwa pemimpin di bawah ini adalah daftar pemimpin sebatas orang-orang yang saya kenal atau saya ikuti kisahnya.

Bagi saya sendiri, indikator keberhasilan seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1. Keberhasilan orang tersebut dalam mengangkat kinerja organisasi yang dipimpinnya.
2. Keberhasilan orang tersebut dalam menciptakan kader.
3. Keberhasilan orang tersebut dalam membuat organisasinya menjadi sustainable (dapat berjalan baik walau tanpa kehadiran orang tersebut).

Dan berikut ini adalah daftarnya:


1. Agus Martowardoyo
Agus Dermawan Wintarto Martowardojo (lahir di AmsterdamBelanda24 Januari 1956; umur 59 tahun) adalah seorang bankiryang kini menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia menggantikan Darmin Nasution sejak 23 Mei 2013.
Sebelum menjadi Gubernur BI, Agus adalah Menteri Keuangan yang ke-27 dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, menggantikan Sri Mulyani Indrawati sejak 19 Mei 2010 hingga 19 April 2013.
Ia juga pernah menjadi Direktur Utama Bank Mandiri (Mei 2005-2010), menggantikan ECW Neloe yang terlibat dugaan kasuskorupsi. Sebelumnya, ia bertugas sebagai Direktur Utama Bank Permata selama tiga tahun. Selain di Mandiri dan Permata, ia pernah pula bekerja di Bank of America (1984), Bank Niaga (1986-1994), Bank Bumiputera (Direktur Utama; 1995–1998), Bank Exim (Direktur Utama; 1998) dan BPPN (2002). Martowardojo adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1984.
Pada 19 Mei 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan bahwa dirinya akan menggantikan Sri Mulyani Indrawatisebagai Menteri Keuangan yang baru. Ia resmi dilantik Presiden pada 20 Mei 2010, bersama dengan wakilnya, Anny Ratnawati.
Pada 26 Maret 2013, ia terpilih sebagai Gubernur BI periode 2013-2018. Sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia dipilih melalui voting di Komisi XI DPR, dari 54 anggota Komisi XI, 46 orang mendukung Agus, 7 tidak mendukung, dan 1 orang abstain.
(Sumber: Wikipedia)

2. Chairul Tanjung
Ketika saya mengajar di Bank Mega, saya mendengar bagaimana Pak CT begitu concern dengan hal yang sifatnya operasional, demi menjaga kepuasan pelanggan. Dia pernah menelpon Customer Service Bank Mega untuk memastikan bahwa line telpon Bank Mega mudah dihubungi.
Chairul Tanjung (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta16 Juni 1962; umur 53 tahun[1]) adalah pengusaha asalIndonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.[2]
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya.[3] Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans CorpBank Mega, dan CT Global Resources.
(Sumber: Wikipedia)

3. Jakob Oetama
Dr (HC) Jakob Oetama (lahir di BorobudurMagelang27 September 1931; umur 83 tahun), adalah wartawan dan salah satu pendiri Surat Kabar Kompas. Saat ini ia merupakan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus PusatPersatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN. Dia adalah penerima Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada dan penerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada tahun 1973.[1][2]
Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di SlemanYogyakarta. Karier jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama P.K. Ojong, yang mungkin diilhami majalah Reader's Digest dari Amerika. Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama Ojong, Jacob mendirikan harian Kompas yang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas Gramedia Group mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas. Selain itu, bersama denganJusuf Wanandi, Muhammad Chudori, Eric Samola, Fikri Jufri, Goenawan Mohamad, H. G. Rorimpandey dan Harmoko, Jakob Oetama juga ikut mendirikan Jakarta Post, harian nasional Indonesia berbahasa Inggris.
(Sumber: Wikipedia)

4. William Soerjadjaja
William Soerjadjaja (lahir di Majalengka23 Desember 1923 – meninggal di Jakarta2 April 2010 pada umur 86 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang menjadi terkenal karena suksesnya membangun PT Astra Internasional, sebuah perusahaan besar di Indonesia. William dikenal dengan sebuatan "Oom Willam".
Pada tahun 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong, mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional.Astra awalnya memasarkan minuman ringan dan mengekspor hasil bumi. Usaha otomotif dimulai pada tahun 1968-69. Saat itu Astra mulai mengimpor truk Dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu.Ketulusan Taipan Panutan - Biografi Tokoh Indonesia|accessdate=2010-04-04}}</ref> Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.
William selalu mengutamakan pengembangan kemampuan dan peningkatan pendidikan sumber daya manusia. Hal ini dijalankannya dalam berbagai program pelatihan dan beasiswa untuk karyawan. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke Amerika SerikatEropa, dan Jepang untuk belajar.
William tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.
William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan.Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.
Pada 1992-1993 Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya.William menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan. Belakangan William berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.
Sebagai pengusaha sukses, William mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.
William meninggal dunia pada tanggal 2 April 2010 pukul 22.43 di RS Medistra, Jakarta SelatanIndonesia setelah sebelumnya beberapa kali dirawat karena sakit.[2][3][4] William terakhir dirawat pada tanggal 10 Maret dan sejak 1 April dia dirawat di Unit Rawat Intensif (ICU).
(Sumber: Wikipedia)

5. Ignasius Jonan
Ignasius Jonan (ejaan republik: Ignasius Djonan, lahir di Singapura21 Juni 1963; umur 52 tahun) adalah Menteri Perhubungan Indonesia periode 2014-2019 serta Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009 s.d. 2014. Ignasius Jonan menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) sesuai dengan penugasan pemerintah melalui Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil, menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005 yang kemudian Ronny diangkat kembali oleh pemerintah sebagai anggota Dewan Komisaris PT Industri Kereta Api (Inka). Jonan diangkat pada tanggal 25 Februari 2009[1]
Ignasius Jonan terpilih kembali pada tahun 2013 oleh Dahlan Iskan.[2] Pada 26 Oktober 2014, Ignasius Jonan diangkat menjadiMenteri Perhubungan dalam Susunan Kabinet Kerja Joko Widodo.
(Sumber: Wikipedia)

6. Dahlan Iskan
Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan (lahir di MagetanJawa Timur17 Agustus 1951; umur 64 tahun), adalah mantan CEO surat kabarJawa Pos dan Jawa Pos Group yang bermarkas di Surabaya posisinya tersebut kemudian digantikan oleh putranya, Azrul Ananda. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009.[1] Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.[10]
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi transplantasi hati diTiongkok.[11]
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timurdan PT Prima Electric Power di Surabaya.
(Sumber: Wikipedia)

7. Rusdi Kirana
Rusdi Kirana (lahir 17 Agustus 1963; umur 52 tahun) merupakan seorang pengusaha Indonesia yang kini menjabat sebagai CEOLion Air Group. Pada 19 Januari 2015, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.[1][2] Di bidang politik, sejak 12 Januari 2014, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.[3] Lion Air Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan yaitu Lion Air, Wings AirBatik Air,Malindo Air dan Thai Lion Air.
Rusdi mengawali bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, dia menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.
Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadimarket leader dalam penerbangan domestik. Maka ia pun terus mempersiapkan mulai infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawat.
Untuk infrastruktur, Rusdi bekerjasama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia, menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein SastranegaraBandung guna dijadikan Lion maintenance facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dariSkandinavia Air untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air melakukan kerjasama dengan TNI AU untuk menjadi pengelolaBandara Halim PerdanakusumaJakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Bandara Halim Perdanakusumah.
Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke SingapuraPenangKuala LumpurHo Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok.
(Sumber: Wikipedia)

8. Emirsyah Satar
Emirsyah Satar (lahir di Jakarta28 Juni 1959; umur 56 tahun) adalah seorang ekonom Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Utama maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia hingga mengundurkan diri pada 8 Desember 2014[1]. Sebagai Dirut Garuda Indonesia, ia digantikan oleh Arif Wibowo.
Emirsyah Satar lahir dari pasangan Minangkabau. Ayahnya berasal dari Sulit Air, Solok dan ibunya berasal dari Bukittinggi. Ayahnya yang berprofesi sebagai diplomat, membuat hidupnya selalu berpindah-pindah. Satar lulus dari FEUI pada tahun 1986 dan mengawali kariernya sebagai auditor di kantor akuntan Pricewaterhouse Coopers pada 1983. Dengan bekal pendidikan akuntansiyang dimilikinya, pada tahun 1985 ia memasuki dunia perbankan dengan menjadi Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank. Pada 2003 - 2005 ia menjadi Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Dia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation. Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama di PT Garuda Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia pada 2003. Ia mulai menjabat sebagai Direktur Utama pada 22 Maret2005
Pada 8 Desember 2014, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia. Pengunduran diri Emirsyah lebih awal dari jadwal, karena sebenarnya jabatannya baru berakhir pada 22 Maret 2015. Alasan utamanya adalah, ia ingin memberikan kesempatan kepada manajemen baru untuk bekerja sejak awal tahun
(Sumber: Wikipedia)

9. RJ Lino
Richard Joost Lino, lahir pada 1953, adalah Direktur Utama PT Pelabuhan II sejak 2009. Lelaki dengan panggilan masa kecil “Manneke” (Bld: anak kecil) ini mendapat gelar insinyur (sipil) dari Institut Teknologi Bandung pada 1978. Dia memulai karirnya sebagai staf di Direktorat Jenderal Hubungan Laut, Departemen Perhubungan, pada tahun itu juga. Di sini Lino, pada 1978-1979, dipercaya menjadi manajer proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok atas dana Bank Dunia. Sejak itu hingga 1990 Lino membina karir di PT Pelindo II.
Antara 1978 dan 1989 Lino memperdalam pengetahuan teoretikal dan praktikal dalam bidang keahliannya. Pada 1978 Lino menyelesaikan studinya dalam hydraulic engineering di The International Institute for Hydralic and Environmental Engineering, Delft, Belanda. Setahun kemudian, dia mengikuti kursus internasional tentang sediment transport in estuarine and coastal engineering di Coastal Reserach Centre, Poona, India. Tak berhenti di sini, Lino mengikuti senior course tentang rekayasa pelabuhan (port and harbour engineering) di Tokyo, Jepang pada 1980. 
Dahaganya tentang pengetahuan rupanya belum terpenuhi. Karena itu Lino mengikuti kursus-kursus manajemen proyek pada 1981 di Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia, Amerika Serikat. Akhirnya, pada 1989, Lino memperoleh gelar Master of Management dari Institute for Education and Development of Management (IPPM), di Jakarta.
Dengan latar belakang pendidikan semacam ini, tidak mengherankan jika Lino, dalam jabatan apa pun, memberikan kontribusi tersendiri. Ketika bertugas sebagai Managing Director of Port Guigang, Guangxi, Cina, misalnya, dia berhasil menjalin kerja sama dengan pemerintah lokal dalam mengakuisisi sebuah pelabuhan dan menyelesaikan persetujuan jual-beli. Karena itu pula, Lino berkesempatan dan berhasil memasarkan pelabuhan Guigang kepada pemerintah Provinsi Guangdong, Hong Kong, Senzhen, dan provinsi-provinsi land lock (Yunan, Guizhou, dan Sichuan). Dalam konteks ini, Lino telah memperlihatkan kinerja internasionalnya.
Karena pengalaman dan prestasinya, Lino dipilih memimpin PT Pelindo II sejak 2009. Dalam posisi sebagai Direktur Utama, Lino menorehkan kontribusi luar biasa. Dia berhasil menambah keuntungan bersih PT Pelindo sebesar Rp1,26 triliun atau meningkat 32,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu penunjang keberhasilannya ini adalah kebijakan pengembangan sistem teknologi komunikasi dan informasi yang terpusat dan terintegrasi, yang dalam penilaian orang telah menyebabkan “(t)he company’s better  performance”. 
Kesadarannya yang tinggi akan perlunya perusahaan punya daya kompetisi telah pula mendorong Lino untuk menganggarkan biaya pendidikan sebesar 5 juta dollar AS dalam setahun bagi kelanjutan pendidikan pegawainya. Seperti pernah dinyatakannya, “Seseorang harus tetap belajar, bekerja, dan belajar. Dengan itu dia akan mampu menggabungkan teori dan praktik dalam satu napas kinerja.”
Pada 2009-2012, Lino telah mengirim 100 pegawainya bersekolah ke luar negeri untuk meraih master dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ke Belanda, Belgia, Inggris, Swedia, dan Cina.
Maka, tidak mengherankan pula jika Lino, bersama beberapa direktur utama BUMN lainnya, terpilih sebagai The Best Chief Executive Officer oleh majalah Tempo akhir 2012 dan Best Inovative CEO 2011 dan 2012 oleh majalah BUMN Track.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar