Minggu, 05 Juli 2015

PENGALAMAN MENGAJAR DI INDUSTRI PERKEBUNAN: Melihat perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia

Di bulan Mei-Juni 2015 saya berkesempatan untuk mengajar di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berkantor pusat di Medan (Sumatra Utara). Bukan hanya itu, saya juga berkesempatan melihat beberapa perkebunan di Aek Nabara (Sumatra Utara), Buatan (Riau) dan Jambi.

Namun saya bukan mau menceritakan pengalaman jalan-jalan saya, melainkan mau bercerita tentang perkembangan industri sawit di Indonesia.

Tantangan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit saat ini adalah:

1. Program pemerintah untuk mengembangkan industri Sawit

Hal ini cukup unik karena adanya peraturan bahwa setiap perusahaan kelapa sawit dibatasi 100.000 hektar sesuai dengan Permen Pertanian. Walaupun perusahaan sekarang ini bisa menambah luas lahan dengan tanaman plasma.

Akibat dari program ini, sudah pasti akan bertambahnya perusahaan yang bergerak di Industri ini.

2. Banyaknya lulusan dari Pertanian dan Perkebunan yang bekerja di Industri lain
Ada plesetan yang muncul dimana banyak lulusan dari IPB kemudian bekerja di bank, sehingga IPB sering diplesetkan menjadi "Institut PERBANKAN Bogor". Hal ini memang terjadi di beberapa tempat saya mengajar. Ada begitu banyak orang lulusan dari perkebunan justru bekerja di industri non-perkebunan.

Akibat: Jumlah SDM yang memiliki potensi dan kompetensi semakin mengecil

3. Generasi Y dan Z 
Seperti yang kita ketahui bahwa generasi kelahiran tahun 80-94 kita kenal dengan generasi Y, sedangkan kelahiran 94 keatas disebut dengan generasi Z.
Untuk penjelasan lebih detail tentang generasi ini, Anda bisa klik link di bawah ini:
Generasi Y (Generasi Millenium)
Generasi Z
Dan kedua generasi ini memiliki beberapa keunikan, dan keunikkan yang menjadi hambatan terbesar adalah:
- Mereka adalah generasi yang kesulitan untuk tinggal di daerah loose signal. Agak sulit bagi mereka tinggal tanpa internet. hehehe.

Akibat: Semakin sedikit SDM yang mau bergelut di bisnis ini.


Tulisan saya bukanlah untuk memberikan solusi tapi hanya untuk menceritakan hambatannya saja. Tapi dibanding dengan "industri lokasi" lainnya seperti tambang mineral, tambang minyak, tambang semen, maka pekerjaan di perkebunan sebetulnya memiliki tingkat ke stabilan yang sangat baik.
Itu sebabnya seharusnya anak muda di Indonesia harus mulai melihat bahwa sebenarnya lapangan pekerjaan di Indonesia sangat luas, hanya saja pertanyaannya. Maukah mereka?