Rabu, 26 Februari 2014

MENGELOLA PERUBAHAN

Kita sering mendengar pepatah yang berkata bahwa “Segala sesuatunya berubah. Satu-satunya yang tidak mengalami perubahan adalah perubahan itu sendiri”. Artinya setiap segmen dalam kehidupan manusia, bisnis ataupun organisasi dipastikan mengalami perubahan.
Kita bisa melihat di banyak organisasi ataupun perusahaan yang dulunya dikenal luas, namun belakangan ini sudah tidak pernah kedengaran. Sebut saja Lehman Brothers di AS yang merupakan Bank Investasi terbesar ke-4 dan berusia 158 tahun akhirnya harus mengajukan kebangkrutan pada tanggal 15 September 2008, momen yang dianggap sebagai awal krisis moneter AS.
Lain halnya dengan Dell Inc, nama yang mungkin hampir tidak kita dengar sebelum tahun 1992. Perkembangannya dimulai dengan strategi yang dilakukan pada tahun 1996 yang mulai menjual komputer melalui websitenya. Tahun 2003-2005, dia merupakan penguasa pasar PC. Tapi perubahan tetap terjadi, dan Dell akhirnya harus menyerahkan singgasananya kepada Hewlett-Packard (setelah HP mengakuisisi Compaq), dan juga kepada pendatang baru dari Asia, Lenovo.
Perubahan (Change) berbeda dengan Pengelolaan Perubahan (Change Management). Setiap organisasi mengalami perubahan, namun tidak semua organisasi mau dan mampu mengelola perubahan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan perubahan pada akhirnya tidak menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Saya membagi perubahan kepada tiga level yang berbeda:

1.       Minor, perubahan dalam organisasi yang terjadi tanpa menyentuh sisi manusia sama sekali. Contohnya adalah perubahan lambang Pertamina yang dulunya Kuda Laut menjadi lambang “P”; perubahan nama Semen Gresik menjadi Semen Indonesia; perombakkan gedung Kantor Pos Indonesia menjadi lebih modern.
Perubahan minor memiliki tujuan utama untuk mengubah persepsi masyarakat, pelanggan ataupun stakeholders dan menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah berubah.

2.       Medium, perubahan yang terjadi dalam bentuk yang saya sebut sebagai Fondasi Organisasi, yaitu perubahan Struktur, Sistem dan Strategi Organisasi. Contohnya adalah perubahan Strategi yang dilakukan oleh Hero Supermarket yang mentransformasi dirinya menjadi Hipermarket (Giant) dan Minimarket (Starmart); penggunaan SMS dan Internet Banking, dan lainnya.

3.       Major, perubahan yang menyangkut dengan kultur, budaya dan kebiasaan para pekerja di Organisasi tersebut. Contoh yang terjadi saat ini adalah perubahan di Sektor Pemerintahan dengan adanya Reformasi Birokrasi.

Yang harus disadari adalah setiap perubahan, baik yang dicanangkan ataupun yang tidak dicanangkan, tidak akan langsung membawa organisasi kita menunjukkan peningkatan secara instan. Ada suatu fase yang disebut dengan masa kebimbangan (perturbation) dalam setiap perubahan. Hal ini bisa ditunjukkan melalui penurunan kinerja, penurunan penjualan bahkan sampai dengan penurunan kepuasan pelanggan. Namun organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat melakukan prediksi dan pengelolaan, sampai kapan masa pertubation itu akan berakhir dan kemudian berubah menjadi tren positif.

Sebagai penutup, saya ambil kutipan dari Charles Darwin “It’s not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the most adaptive to change” (Bukan spesies terkuatlah yang bertahan, bukan juga yang terpintar, melainkan spesies yang mampu beradaptasi terhadap perubaha).