Rabu, 23 Oktober 2019

KABINET JOKO WIDODO DAN MA'RUF AMIN DARI ASPEK PSIKOLOGIS DAN KOMPETENSI

Setelah diumumkan 23 Oktober 2019 mengenai kabinet kerja jilid II, maka saya kan langsung tampilan aspek psikologis dan Kompetensi dari masing-masing Menteri.


Hasil gambar untuk disc kepribadian
Karakteristik DISC. Matode yang saya gunakan untuk menetukan karakteristik masing-masing
Menteri di Kabinet Kerja Jokowi Jilid II

Namun tidak semua bisa di prediksi, karena tidak semua Menteri sering muncul di Media, jadi saya hanya tampilkan beberapa nama Menteri saja. Namun Kompetensi itu akan bisa sangat berubah seiring bertambahnya waktu dan pengalaman. 

Btw, jika mau melihat tulisan saya lainnya tentang politik bisa langsung klik di bawah ini yah:
Prediksi Capres-Cawapres 2024 
Aspek Psikologi Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandiaga

Untuk kompetensi yang saya tulis adalah kompetensi yang dibutuhkan di jabatan saat ini. Misalkan pak Tito Karnavian, kompetensi yang saya ukur adalah kompetensi sebagai Mendagri, bukan sebagai KAPOLRI. * (minim) ** (punya pengalaman namun tidak terlalu bersinggungan) *** (memiliki pengalaman yang sesuai) **** (Pakar)
Baiklah, kita langsung mulai saja:

1. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Mohammad Mahfud
Kepribadian: Dominance dengan sedikit Influence.
Tipikal orang yang keras dan langsung to the point. Orientasi kerja pada hasil. Orang yang suka berbicara dan berinteraksi secara langsung.
Aspek Dominance dan Influence terlihat ketika beliau dipanggil pertama kali oleh Jokowi ketika ingin di "interview". Beliau langsung, tanpa mencla-mencle, dia berkata bahwa saya diminta untuk menjadi Menteri.
Dan orang Dominance ini adalah tipikal orang yang akan sangat cocok bekerja dengan kabinet Jokowi-Amin. (Silahkan baca referensi saya di Aspek Psikologi Jokowi-Amin)

Kompetensi: ****
Dari segi pengalaman -- Beliau memiliki pengalaman lengkap baik di Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. Secara umum, dengan seluruh jajaran Menteri yang dibawah kordinasinya, beliau tidak akan mengalami hambatan yang terlalu berarti.

Prediksi 2024:
Seperti yang sudah saya katakan di tulisan sebelumnya, bahwa peluang beliau sangat bagus jika menjadi CAWAPRES 2024, hanya saja beliau tidak tergabung dengan partai politik, sehingga agak sedikit sulit mendapatkan kendaraan yang dapat mengantarnya ke bursa CAWAPRES 2024.


2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto
Kepribadian: Steadiness cenderung Influence

Tipikal orang yang Menghindari Konflik, tidak terlalu senang jika harus berbeda pendapat. Dia akan mencari cara agar tidak terlalu terlihat berseberangan dengan orang lain.
Ketika dalam Bursa Calon Ketum Golkar, beliau diisukan akan disaingi oleh Bambang Soesatyo yang diusung oleh beberapa DPD (kata media sih seperti itu) dan oleh beberapa saya Golkar, sempat santer isu bahwa Golkar terpecah. Namun dengan dijadikannya Bambang Soesatyo menjadi Ketua MPR, maka situasi Golkar kembali menjadi kondusif.

Kompetensi: ***
Sebagai Ketum Golkar, kita tak bisa pungkiri bahwa beliau adalah orang yang sangat mampu mengatasi berbagai perbedaan pandangan dengan cara yang manis dan apik.

Prediksi 2024:
Selama ini KETUM Golkar tidak memiliki daya saing yang benar-benar mumpuni sebagai CAPRES (kecuali pak JK, walaupun tetap gagal di Pilpres 2009). Sehingga kalaupun beliau mencalonkan diri, prediksi saya hanya sebagai CAWAPRES 2024.



3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhajir Effendy

Kepribadian: Compliance 


Tipikal orang punya perhitungan yang sangat baik ketika harus memutuskan sesuatu. Perlu diketahui, bahwa tipikal orang Compliance itu adalah orang yang berorientasi pada hasil akhir, walaupun kadang dalam prosesnya seringkali menghadirkan polemik, namun dia akan tetap menjalankannya. Orang Compliance bukanlah tipikal orang yang takut dibenci karena mengambil keputusan yang dia anggap tepat.

Kompetensi: **
Sebagai mantan Menteri Pendidikan, memang banyak komentar yang netizen yang cukup kritis terhadap beberapa kebijakan beliau. Sebenarnya Kementerian Pendidikan masih dibawah Koordinasi Menko PMK yang sekarang diembannya. 


4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut Binsar Panjaitan


Kepribadian: Dominance Mutlak



Tipikal orang yang keras, dan berani berseberangan dengan apa yang dipikirkan oleh publik.

Kompetensi: ****
seandainya ada kursi Wapres-2, maka sebenarnya sejak awal pemerintahan Jokowi, Luhut (LBP) adalah sosok Wapres-2. Tidak akan saya komentar tentang kompetensi beliau, karena ini adalah jabatan di periode yang kedua.


5. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto

Kepribadian: Dominance Mutlak




Hasil gambar untuk prabowo ke istana negara
Bagian tangan Pak Prabowo yang
menunjukkan gestur bahagia
Tidak berbeda jauh dengan pak Luhut Panjaitan. Namun karakter Dominance pak Prabowo jauh lebih tinggi dibanding yang lain. Kita dapat dengan mudah membaca bahasa tubuh beliau apakah dia sedang marah atau senang.
Maka ketika beliau keluar dari istana setelah bertemu pak Jokowi, saya sudah memprediksi bahwa beliau pasti diajak bergabung, hal ini terlihat dari bahasa tubuh beliau yang seperti sedang menari (khususnya di bagian tangannya)

Kompetensi: ****
Agak sedikit unik loncatan karir beliau di pemerintahan. Setelah lama menjabat sebagai Panglima Kostrad dan Kopassus, beliau langsung menjadi Menhan, tanpa menjadi Panglima TNI ataupun KASAD. Tetapi pengalamannya memimpin partai Gerindra patut diacungi jempol.
Salah satu tugas Menhan adalah penyediaan alutsista, dan ketika di debat Capres 2019, beliau menguasai tentang penyediaan, pengadaan serta harga.



6. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

Kepribadian: Compliance 
Karena tipikal beliau yang Compliance, maka sebenarnya saya tidak terlalu berharap banyak kalau beliau hadir di konfrensi Pers. Kalaupun ada konfrensi pers, maka beliau adalah orang yang sangat terlalu berhati-hati menjaga kalimat yang keluar dari mulutnya. Tipikal orang yang mendekati sempurna ketika menjaga sebuah rahasia.


Kompetensi: ****
Dengan tipikal diatas, beliau adalah orang yang sangat tepat menduduki jabatan ini. Karena selama periode pertama, dia tidak memiliki isu apapun, maka saya menganggap beliau adalah orang yang berkompeten di bidang ini.


7. Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian

Kepribadian: Dominance cenderung Compliance

Pak Tito adalah seorang yang tegas dalam berkata-kata, dan to the point. Jika dia berkata A, maka A itulah yang sebenarnya terjadi. Tidak terlalu lihai dalam mengatur kata-kata sehingga kalimat yang keluar dari mulutnya, dapat kita langsung menebak situasi yang terjadi.

Kompetensi: **



Sebagai seorang mantan KAPOLRI sebenarnya saya lebih suka melihat beliau di Menpan RB. Kementerian dalam Negeri mungkin masih sedikit berhubungan dengan pekerjaannya dulu, karena Kemendagri juga mengurus masalah otonomi daerah, pengangkatan kepala daerah serta layanan publik lainnya. Jadi kalau dari segi pengalaman, masih harus dilihat kedepannya.


Prediksi 2024:
Sebagai seorang Mendagri memang agak sulit jika langsung lompat menjadi Capres 2024. Seandainya beliau menunjukkan terobosan yang luar biasa, bukan tidak mungkin 2024 akan ikut Pilpres, namun prediksi saya sebagai CAWAPRES.

8. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Marsudi

Kepribadian: Compliance 


Tipikal orang yang bekerja dalam kesunyian. Orang yang sangat menjaga rahasia. Kemampuan beliau dalam berpidato atau konfrensi pers (khususnya dalam penyusunan kata), bukan dikarenakan karakteristik Influence, tetapi lebih karena pengalamannya sebagai Menteri Luar Negeri.

Kompetensi: ****



Tidak bisa dikomentari lagi. Lihatlah prestasi yang dicapainya sehingga Indonesia bisa mendapatkan beberapa panggung di dunia internasional.


Prediksi 2024:
Seandainya 2024, Presidennya berasal dari daftar nama Menteri yang ada saat ini ataupun berasal dari PDIP, Nasdem, Golkar; maka kemungkinan besar beliau tetap akan menjadi Menlu di 2024 mengingat kemampuannya sebagai Menlu yang diatas rata-rata.


9. Menteri Agama: Fachrul Razi

Kepribadian: Dominance cenderung Compliance


Tipikal orang yang keras, namun di satu sisi terlihat mampu meredam konflik yang ada dengan pendekatan yang personal.

Kompetensi: *



Sebagai seorang mantan Anggota Dewan Kehormatan TNI (koreksi saya yah kalau salah), apa yang diembannya sekarang mungkin berbeda jauh dengan apa yang selama ini dikerjakannya. Namun seandainya beliau ada tugas khusus untuk menghilangkan radikalisme, mungkin saja keputusan ini bukanlah keputusan yang salah. Saya menunggu apa yang akan dikerjakannya.


10. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laoly


Kepribadian: Dominance cenderung Compliance


Sejak beliau di DPR, saya memantau karakteristik beliau yang berapi-api ketika berbicara. Dia tidak segan-segan berkata keras untuk sesuatu yang dianggapnya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Ketika menjabat Menteri di periode pertama, karakter itu sepertinya agak sedikit memudar, karena beliau jarang terlihat berapi-api. Namun ketika beliau hadir di ILC ketika membahas RUU KUHP, karakter beliau kembali terlihat ketika dia mengkritik mahasiswa yang hadir yang ternyata mereka tidak menguasai isu yang dibahas.

Kompetensi: ****



Jika berbicara mengenai kompetensi, maka beliau adalah orang yang cocok. Sekali lagi, ini hanya berbicara mengenai kompetensi. Sedangkan untuk mengukur kinerja beliau, saya tidak akan berkomentar karena bukan bidang saya.


11. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati

Kepribadian: Compliance cenderung Influence
Karakter Compliance secara umum adalah orang yang sangat menjaga rahasia. Namun karakter influence juga berulang kali terlihat ke umum, khususnya ketika beliau bergabung dengan "Elek Yo Band" (Band musik yang diisi oleh para menteri)

Kompetensi: ****



Saya tidak perlu komen, saya yakin Anda semua sudah tahu tentang kompetensi beliau.

12. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim
Kepribadian: Compliance 
Sebagai seorang mantan CEO Gojek yang masuk dalam golongan Unicorn, beliau tidak terlalu sering tampil di muka umum jika dibandingkan CEO lainnya. Ini karena karakteristik beliau yang Compliance

Kompetensi: *
Perlu kita lihat lebih lanjut, karena sebagai Mendikbud, jauh berbeda dengan CEO sebuah perusahaan swasta. Perusahaan Swasta adalah Profit Oriented, sedangkan Kemendikbud adalah perusahaan yang menyalurkan dana dari pemerintah ke masyarakat.

13. Menteri Kesehatan: dokter Terawan
Kepribadian: Influence
Karakteristik ini sebenarnya belum tentu benar, karena saya hanya mendapatkan info dari Video di Socmed dimana beliau sering kali mengajak interaksi para pasiennya dengan suasana cair dan terbuka.

Kompetensi: ***
Sebagai seorang pemimpin di RSPAD, jabatan sekarang masih berhubungan langsung dengan pekerjaan sebelumnya. Hanya saja terobosan yang selama ini dilakukan adalah dalam bagian tugasnya sebagai seorang DOKTER dengan pasiennya, bukan sebagai seorang pemimpin Rumah Sakit (mungkin yah, karena mungkin saja karena tidak diekspos).

14. Menteri Sosial: Juliari Batubara
Belum bisa dikasih komentar

15. Menteri Ketenagakerjaan: Ida Fauziah

Belum bisa dikasih komentar

Hasil gambar untuk ginanjar kartasasmita dan agus gumiwang
Agus Gumiwang adalah anak dari
Mantan Menteri era Orde Baru
Ginanjar Kartasasmita
16. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita
Kepribadian: Steadiness
Karakteristik beliau adalah orang yang tidak terlalu banyak bicara ataupun muncul di media khususnya ketika beliau menjadi Menteri Sosial. Itulah salah satu ciri dari karakter Steadiness.

Kompetensi: **
Saya memberi dua bintang karena saya belum pernah melihat beliau memiliki pengalaman yang berhubungan langsung dengan Perindustrian, namun beliau pernah menjadi anggota MPR dari utusan golongan yang mewakili Pengusaha. Beliau juga pernah menjadi Dirut dan Komisari Utama di sebuah perusahaan.


17. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto
Belum bisa dikasih komentar


18. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Arifin Tasrif
Belum bisa dikasih komentar

19. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki HadimuljonoKepribadian: Steadiness dan Influence
Hasil gambar untuk basuki hadimuljono salaman
Pak Basuki bersalaman dengan Pak
Basuki (",)
Beliau sebenarnya adalah orang Steadiness yang cukup kuat. Namun ada kecenderungan Influence yang sering kali muncul. Hal ini bisa terlihat dari beberapa tindakan beliau yang menunjukkan sisi lain dari kehidupannya diluar pekerjaan.
Tipikal orang yang tidak ingin menunjukkan emosi di depan banyak orang serta bukan orang yang terlalu lihai dalam berkata-kata. Tetapi sisi humoris beliau sangat terlihat di beberapa kesempatan.

Kompetensi: ****
Beliau sampai saat ini adalah salah satu ujung tombak dari program Presiden Jokowi di bidang infrastruktur. Beberapa pekerjaan yang sebelumnya terbengkalai, dapat diselesaikan; begitu juga dengan rencana pembangunan yang dicanangkan Presiden dapat dieksekusi dengan sangat baik.


20. Menteri Perhubungan: Budi Karya
Karakter: Influence cenderung Dominance
Karakter ini memang kelihatannya agak sedikit unik. Tipikal orang Influence yang cenderung Dominance menujukkan sikap yang optimis (bahkan super optimis). Seorang risk-taker. Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah ketika beliau menggantikan Ignatius Jonan sebagai Menteri Perhubungan dimana dia ditantang Presiden Jokowi untuk menyelesaikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sesuai target, dan dia berkata sanggup (walaupun pada kenyataannya Bandara tersebut akhirnya belum siap 100% ketika sudah masuk tengat waktu). Namun dia adalah seorang risk-taker.

Kompetensi: ***
Komentar saya atas terpilihnya beliau dalam Kabinet jilid 2 adalah murni karena kepribadian beliau yang sangat dibutuhkan oleh Presiden Jokowi. Banyak yang menyindirnya di dunia maya (khususnya Twitter) mengenai harga tiket pesawat yang tinggi dan lainnya. Tetapi saya rasa Jokowi-Amin membutuhkan orang yang over optimis dan risk-taker seperti pak Budi Karya.

21. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G. Plate
Belum bisa dikasih komentar

22. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin LimpoKepribadian: Dominance cenderung Influence
Sejak beliau memimpin Sulawesi Selatan, karakteristik Dominance beliau sangat menonjol

Kompetensi: ****
Ketika beliau dipanggil pertama kali ke Istana, saya sudah memprediksi beliau akan menjadi menteri Pertanian, karena dia adalah Gubernur yang mampu menjadikan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lumbung beras nasional di era dia memerintah Sulawesi Selatan. Jadi kalau berbicara mengenai kompetensinya di bidang Pertanian, saya beri bintang 4.

23. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
Belum bisa dikasih komentar

24. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo
Belum bisa dikasih komentar

25. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Abdul Halim Iskandar
Belum bisa dikasih komentar

26. Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kehutanan: Sofjan Jalil
Karakteristik: Compliance
Beberapa kali mendapatkan posisi yang berbeda di era Pemerintahan Jokowi (baik periode 1 ataupun 2), beliau adalah salah satu Menteri yang jarang sekali berbicara di media. Mungkin juga karena isu di Kemeteriannya tidak terlalu banyak disorot, namun juga karena kepribadian beliau yang Compliance (Introvert)

Kompetensi: ****
Beliau adalah orang yang memiliki pengalaman di Kementerian, bahkan bukan cuma di Agraria dan Tata Ruang. Salah satu prestasi beliau adalah pembagian sertifikat tanah kepada ribuan pemilik tanah. 


Maaf, lagi capek , nanti dilanjutkan lagi... Karena tulisan ini ditulis berdasarkan mood dari sang penulis hehehehe

27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa28. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo29. Menteri BUMN: Erick Thohir30. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki
31. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama32. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak: Gusti Ayu Bintang Darmavati33. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali
35. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko36. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung37. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal: Bahlil Lahadalia38. Jaksa Agung: ST Burhanuddin

Rabu, 12 Juni 2019

SIAPA PRESIDEN INDONESIA 2024?

Ga tau kenapa akhirnya saya menulis tentang ini, mungkin karena sebelumnya saya sedang mengerjakan materi tentang Marketing, lalu terpikirkan untuk menulis konten ini.

Seperti kita ketahui bahwa Joko Widodo adalah pemenang Pilpres 2019 yang berarti ini adalah periode dia yang kedua (walaupun masih dalam sengketa di MK). Dan ini juga berarti bahwa beliau tidak diperbolehkan lagi  untuk mencalonkan diri ke depannya.

Sebenarnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia, ada beberapa aspek yang menurut saya penting, mari kita lihat aspek tersebut:

1. Pengalaman
Tentu saja tidak ada yang memiliki pengalaman sebagai Presiden ketika Pilpres 2024 berlangsung. Begitupun, tidak ada yang berpengalaman sebagai Wapres. Karena prediksi saya, KH Ma'ruf Amin tidak akan mengikuti pemilihan 2024 sebagai Capres ataupun Cawapres (bukan karena kurangnya kemampuan loh yah, tetapi karena faktor usia).
Sehingga pengalaman yang saya maksud adalah pengalaman dalam birokrasi pemerintahan. Biasanya yang akan jadi presiden (termasuk di berbagai negara lainnya) adalah yang pernah memiliki pengalaman sebagai Walikota, Gubernur ataupun Menteri.
Kecuali dalam sistem pemerintahan Parlementer (dipimpin oleh Perdana Menteri), ada kemungkinan yang menjadi Presiden adalah Pemimpin Partai.

Tapi kan Indonesia pernah dipimpin oleh Gus Dur dan Megawati yang notabene tidak punya pengalaman sebagai Menteri ataupun Gubernur. Tunggu dulu, itu era yang berbeda karena era Gus Dur dan Megawati, Presiden saat itu tidak dipilih langsung tetapi dipilih oleh DPR/MPR (sebenarnya sih mirip parlementer, sehingga harusnya dulu Pemimpin Pemerintahan harusnya disebut sebagai Perdana Menteri. Tetapi sudahlah, saya tidak mau fokus membahas itu).

2. Kendaraan Politik
Sekarang ini di Indonesia, saya melihat ada beberapa partai politik yang memiliki nilai jual tinggi ketika mencalonkan sebagai pemimpin.
Berikut ini adalah partai yang menurut saya cukup kuat:
- PDI Perjuangan
- Gerindra
- Golkar
- PKB
- PKS
- Demokrat
- dan tentu saja tidak bisa dilupakan, partai yang dalam Pilgub 2018 banyak memenangkan calonnya sebagai Gubernur yaitu NASDEM.

Untuk PAN dan Demokrat menurut saya masih agak riskan jika mengajukan sebagai Capres, kecuali ada peristiwa politiik yang luar biasa.

3. Pangsa Pasar
Saat ini, tidak bisa dipungkiri ada beberapa segmen yang harus digarap. Saya membaginya menjadi beberapa area:
- Muslim tradisional (NU, Muhammadiyah). Kekuatan mereka sangat terlihat di Jawa (NU) dan Sumatera (Muhammadiyah)
- Muslim perkotaan (tentu saja PKS sangat kuat disini. Dan jika berbenah, maka PBB juga memiliki kekuatan sendiri nantinya). Kota seperti Jakarta tidak bisa dipungkiri adalah basis dari kelompok ini begitu juga daerah sekitarnya yang memiliki jumlah penduduk tinggi (Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang)
- Kelompok minoritas (agama lain selain Islam). Biasanya kelompok ini akan tergabung dengan kelompok dibawah ini, yaitu
- Nasionalis. Tidak bisa dipungkiri, kelompok ini adalah warisan dari Soekarno. Dan PDI-P, Nasdem dan Gerindra sangat kuat disini.

Lalu dimana Partai Golkar"? Agak sulit menebak partai Golkar karena pemilih Partai Golkar tidak terkungkung di satu kelompok tertentu.

4. Dukungan tokoh berpengaruh
Melihat 2019, maka ada beberapa tokoh yang ketika memilih seorang calon, maka akan diikuti oleh pendukung/pengikut fanatiknya. Tokoh ini memang tidak bergabung secara langsung dengan partai, tetapi punya pengaruh yang sangat kuat.
- Kyai NU di Jawa Tengah dan Jawa Timur (diluar Madura)
- Jusuf Kalla. Tidak bisa kita pungkiri bahwa JK memiliki pengaruh yang kuat di Indonesia Timur.
- Keluarga Gus Dur. Kalau Gus Dur mah, ga usah ditanya lagi pengaruhnya seperti apa.
- Ahok. Walaupun menurut saya peluang dia menjadi Presiden atau bahkan Wapres hampir tidak ada, tetapi pengagum dia sangat banyak.
- Habib Riziek. Suara HRS bukan hanya dapat mempengaruhi simpatisan FPI tetapi juga sangat berpengaruh terhadap para pemilih Islam Perkotaan.


Tentu saja, nama ini diluar nama para "King Maker" seperti Megawati, Prabowo, Surya Paloh, SBY, Amien Rais.


Langsung sajalah, kalau begitu siapa saja calonnya yang saya analisis berdasarkan pemetaan SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threats - Tapi analisis O dan T tidak saya jabarkan, karena pasti juga anda malah bacanya hehehe):
1. Anies Baswedan
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Gubernur DKI
- Basis massa Islam perkotaan

Kelemahan:
- Secara kinerja, belum ada sesuatu yang bisa "dijual" (saya tidak bilang jelek yah, tetapi belum ada yang benar-benar bisa dijual saja sebagai bahan kampanye Capres)
- Tidak punya dukungan partai secara langsung (bukan kader partai manapun)

Ridwan Kamil - Ganjar - Anies - AHY
Gambar diambil dari tribunnews.com
Saran:
Seandainya beliau tidak mendapatkan dukungan dari partai, maka Anies Baswedan adalah tokoh yang bisa menjadi calon Wakil Presiden yang sangat mampu menarik pemilih.

2. Ganjar Pranowo
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Gubernur Jawa Tengah (2 Periode)
- Kemungkinan ada dukungan dari PDI-P
- Memiliki kemampuan dalam public speaking, kampanye dan berdebat yang sangat luar biasa
- Ganteng (jangan salah loh yah, ini faktor yang punya pengaruh lumayan besar). Kalau ga percaya, ingat saja bagaimana Soekarno dan SBY menjadi favorit karena penampilannya yang keren.

Kelemahan:
- Ketika Pilgub Jawa Tengah, meraih suara 59%. Suara ini masih jauh dibawah suara Jokowi di Jawa Tengah ketika Pilpres 2019 (83%). Ini menjadi PR sendiri buat beliau.
- Walaupun terbukti tidak bersalah dalam kasus E-KTP, feeling saya isu ini pasti akan jadi mainan lawan politiknya.

Saran:
Seandainya mau pilih Cawapres, pastikan cawapresnya harus berlatar belakang organisasi Islam. Walaupun ketika di Jawa Tengah, ketika memilih Taj Yasin, strategi ini kurang optimal.

3. Khofifah Indar Parawansa
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Gubernur Jawa Timur
- Pengalaman sebagai Menteri
- Kemungkinan didukung oleh NU (minimal dari muslimat NU)
- Punya hubungan yang dekat dengan Golkar, PKB, PDI-P, PPP.

Kelemahan:
- Pamor beliau belum terlalu naik kalau diluar pulau Jawa

Saran:
Carilah calon dari Indonesia Timur (kalau pangsa pasar paling bagus, tentu saja Sulawesi Selatan) atau dari Sumatera.

4. Ridwan Kamil
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Gubernur Jawa Barat dan Walikota Bandung
- Memiliki kekuatan suara di kaum milenial

Kelemahan:
- Tidak tergabung dengan Partai (walaupun kemungkinan bisa saja didukung Nasdem)
- Ketika Pilgub Jawa Barat, perolehan suara masih dibawah 40%

Saran:
Melihat peta politik, maka agak sulit buat RK bahkan untuk menang di Jawa Barat kalau dalam konteks Pilpres, mengingat Jokowi kalau dengan perolehan suara cukup besar disana. Maka RK seperti Anies, sangat baik jika saat 2024 mencalonkan sebagai Cawapres.

5. Sandiaga Uno
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Wagub DKI
- Pengalaman dalam mengikuti Pilpres sehingga namanya sudah cukup dikenal
- Mewakili kaum Milenial
- Memiliki dana kampanye yang cukup kuat

Kelemahan:
- Tentu saja jika menonjolkan pengalaman memimpin Jakarta, beliau akan bersaing dengan Anies Baswedan, dan hampir mustahil beliau akan bersanding dengan Anies di Pilpres 2024 (tentu saja apapun mungkin dalam politik, tetapi peluangnya sangat kecil)
- Vakum yang cukup lama antara terakhir muncul sebagai Wagub DKI dan Pilpres 2024
- Pendapatnya mengenai hasil pemilu 2019 tentang kecurangan, tentu saja sangat sulit untuk menarik suara para pemilih Jokowi kepada dirinya.

Saran:
Harus re-branding karena selama ini dianggap sebagai lawan politik Jokowi. Selain itu harus mencari cara agar tetap eksis dalam panggung politik.
Karena selama ini banyak Cawapres di Pilpres yang tenggelam di dunia politik di Pilpres berikutnya (Agum Gumelar, Gus Sholah, Hasyim Muzadi, Siswono Yudohusodo, Hatta Rajasa).

6. AHY
Kekuatan:
- The Power of SBY (kharisma dan kepintaran)
- Dukungan partai Demokrat. Selama ini, Demokrat adalah satu-satunya partai yang bisa diterima oleh partai manapun (bahkan termasuk oleh PDI-P)
- Pilihan AHY dengan menerima hasil Pilpres 2019, kemungkina menarik simpati para pendukung Jokowi yang memiliki pangsa pasar 58%

Kelemahan:
- Belum memiliki pengalaman birokrasi
- Terlalu dini meninggalkan TNI
- Pernah kalah di DKI dalam Pilgub, bahkan suaranya masih di bawah Ahok.

Saran:
Beliau harus menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

7. Muhaimin Iskandar
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Menteri
- Kemungkinan didukung oleh NU dan PKB
- Punya hubungan yang dekat dengan Demokrat, PDI-P (khususnya dengan Bu Mega)

Kelemahan:
- Isu liar ketika dia menjadi menteri kemungkinan akan menjadi mainan lawan politik nya
- Tidak bisa kita pungkiri, bahwa beliau punya hubungan yang agak complicated dengan keluarga Gus Dur. Dan keluarga Gus Dur memiliki pengaruh yang kuat di NU.

Saran:
Jika ingin menang, ada cara yang sangat beresiko, yaitu pilih pasangan dari orang yang memiliki dukungan masa Islam Perkotaan (PKS). Tentu saja ini berisiko ditinggal oleh Gusdurian.

Dua ulama yang memiliki elektabilitas cukup tinggi,
Ustadz Abdul Somad dan Tuan Guru Bajang
8. Tuan Guru Bajang
Kekuatan:
- Pengalaman sebagai Gubernur NTB 2 Periode
- Dapat diterima oleh umat Islam tradisionil dan Islam Perkotaan

Kelemahan:
- Sulit mendapatkan dukungan partai
- Berasal dari Provinsi yang jumlah pemilihnya kurang signifikan
- Kepopulerannya dimata pemilih non-Islam masih rendah

Saran:
Harus menjadi pimpinan di Partai atau menjadi Menteri di era Jokowi.



Mereka memiliki peluang, tetapi kemungkinan kecil tidak mencalonkan atau dicalonkan

Tentu saja, nama-nama dibawah ini tidak boleh kita lupakan
Mahfud MD yang pernah menjadi ketua Timses Prabowo

Prabowo Subianto
Walaupun prediksi saya beliau tidak akan mencalonkan lagi (kemungkinan karena faktor usia), tetapi semua keputusan tetap ada dalam tangan beliau. Tetapi agak sedikit riskan karena antara Pilpres 2014 ke 2019, ada penurunan suara yang cukup drastis. Tetapi peluang beliau menang, masih sangat besar.

- Mahfud MD
Sempat diisukan menjadi Cawapres Jokowi, namun gagal di menit terakhir. Peluangnya cukup besar, tetapi prediksi saya akan tetap didapuk di posisi Cawapres.
Tadinya berharap Partai PSI lolos, karena bisa saja PSI mencalonkan beliau.

- Puan Maharani
Jika mengambil para pemilih Soekarnois, memang agak sulit karena beliau adalah generasi ketiga. Ditambah kekalahan Megawati dari SBY, akan berdampak besar jika pertandingan berikutnya Puan berhadapan dengan AHY.
Saya berharap Bu Puan mengambil langkah sebagai Ketum PDI-P dulu sebelum mencalonkan diri sebagai Capres atau Cawapres.

- Nurdin Abdullah
Sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, beliau cukup mumpuni karena ditunjang oleh visi yang besar. Masalahnya PDI-P sebagai partai pengusungnya, kemungkinan akan memilih calon lain untuk menjaga posisinya sebagai pemenang Pileg 2019.

- Tito Karnavian
Memang belum pernah ada sejarahnya lulusan instansi POLRI yang menjadi Capres atau Cawapres. Walaupun memiliki kemampuan baik, namun akan kesulitan mencari partai pengusung.

- Ustad Abdul Somad
Anda pasti belum lupa bahwa nama beliau sempat mau dijadikan sebagai Cawapres dari Prabowo. beliau memiliki basis massa cukup besar, hanya saja kendalanya adalah tidak adanya dukungan partai (jika ada, kemungkinan dari PKS atau PBB).

Rabu, 15 Mei 2019

CATATAN PERJALANAN JAKARTA BALI VIA JALUR DARAT (UPDATE 2019 VIA TOL): BIAYA MAKSIMAL 1,5 JUTA

Dulu waktu 2016, saya sempat buat tulisan Jakarta- Bali via jalur darat. Tetapi waktu itu kan belum ada jalan tol. Sekarang ini saya akan buat panduan perjalanan Jakarta- Bali via jalur darat.

Btw mobil yang saya gunakan adalah: Toyota Vios 2014. Untuk ukuran bensin kurang lebih akan sama kalau Anda menggunakan Avanza/Xenia, Ertiga, Honda Mobilio, City. Tapi kalau bawanya City Car macam Brio, Agya, Ayla dll, maka biayanya bisa 20% lebih murah untuk bensinnya. Btw, disarankan minimal pakainya Pertalite yah, karena selain membantu pemerintah mengurangi subsidi, ini saya sarankan karena nantinya akan sulit mendapatkan Premium.

Jalur:
Saya kasih opsi yang via tol yah. Untuk yang opsi tanpa tol, bisa dilihat dari tulisan saya disini (KLIK DISINI).

Walaupun di Google maps, tulisannya 19 jam 59  menit, tapi sebenarnya itu kalau kita non-stop. Tapi kalau di total, maka bisa sampai 25 jam. Itupun sudah ditambah dengan perbedaan waktu Jakarta (WIB) dan Bali (WITA)

Jadi silahkan dihitung. Seandainya berangkat dari Cawang (Jakarta jam 6 pagi, maka tiba di Kuta Bali jam 7 pagi). Tapi sebenarnya yg menjadi biang kemacetan itu kan tol Cawang Bekasi sampai Karawang karena ada pembangunan. Setelah itu sih sisanya sudah oke).

Biaya:
Saya sebenarnya lupa berapa biayanya, karena ga pernah hitung dan kumpulin struk. Tapi saya coba searching. Dan Tol Jakarta sampai Pasuruan itu 512.000. Kalau mau lihat lebih detail harganya, bisa lihat disini (klik disini)

Bensin:
Bensin yang saya gunakan itu Pertalite.
Isi bensin full di Jakarta. (yang ini sih saya ga usah dihitung yah.)
Baru isi ulang ketika kilometer 400 sekitaran Rest Area Batang. (isi 220.000 sampai Full)
Intinya sampai ke Kuta Bali, kita isi itu 3 kali sampai full total 650.000. 
Isinya sih kalau sampai full antara 210 ribu sampai 220 ribu.
Saran saya, kalau bensin tinggal 2 titik, langsung isi yah. Karena di tol ini, ada satu bagian yang kurang rest areanya. Di Jawa Tengah itu ada Rest Area yang jaraknya kl ga salah sekitar 50 km.
Jadi untuk amannya, selalu isi penuh aja bensinnya.

Kapal Feri
Untuk kapal feri, kalau biaya mobil 159.000 (tapi biar gampang hitungnya, genapin saja jadi 160.000.
Mungkin ada yang nanya, kalau biaya per orang, harus bayar berapa?
Kalau orang yang naik mobil, maka penumpang mobil tersebut tidak harus bayar lagi, karena yang bayar hanya mobil dan penumpang yang berjalan kaki.
Jadi kalaupun di mobil itu isinya 10 orang (kalau muat yah, hehehe), maka tetap cuma bayar 160.000

Kartu HP
Sebenarnya hampir semua provider itu cukup oke kok sinyalnya selama perjalanan. Cuma saya lebih pilih provider si "Merah" walaupun di beberapa titik terkadang sering hilang GPS nya.
Btw jangan lupa bawa power bank yah.

Sekarang kita total sementara yah:
512rb + 650 rb + 160 rb = Rp. 1.322.000

Jakarta - Semarang
Untuk detail perjalanan:
Berangkat sih paling bagus kalau dari jakarta di jam 11-12 siang. Kenapa?
1. Ini jam paling lengang di tol Bekasi, kalau Pagi dan Sore macetnya parah dan bisa memakan waktu 3-4 jam untuk melewati tol ini.

2. Kalau berangkat jam 11-12, maka sampai Kuta, Denpasar, Legian, sekitar jam 1 siang. Ini pas banget dengan waktu cek-in hotel. Jadi begitu sampe, kita bisa langsung istirahat di hotel.

3. Tol sekitar Jawa Tengah (Cirebon- Semarang) itu masih belum banyak lampunya, jadi disarankan lewati daerah itu ketika ada matahari. Perkiraan saya sih kalau berangkat jam 11-12, maka jam 6 (lewat sedikit lah dari jam itu) itu sudah sampai di Semarang. Kalau saya sih dari Jakarta sampai Semarang lebih baik non-stop karena mau istirahat di Rest Area juga kan panas banget.

Semarang - Banyuwangi
Tolnya hanya sampai di Pasuruan yah. Selanjutnya via jalan biasa. Tapi tetap lancar kok jalannya.
Prediksi saya sih, sudah dengan istirahat dan rest area untuk ke toilet yah, sampai totalnya 18 jam.

Jadi seandainya saya berangkat jam 12 siang, maka saya sampai di Penyebrangan itu jam 5-6 subuh, dan ini bagus, karena ga terlalu gelap dan juga ga terlalu ramai.

Selama di kapal fery, jangan lupa untuk mengubah jam karena perbedaan waktu Pulau Jawa dan Bali.

Jangan lupa siapkan SIM dan STNK yah. Btw, sebaiknya STNK nya yang tidak menunggak pajak. Karena ada kalanya dapat petugas pelabuhan yang agak ribet, dan diperiksa. Pas lagi diperiksa lalu ternyata STNK kita belum bayar pajak, maka seringkali dilarang menyebrang ke Bali.
Memang sih ga setiap kali, tapi saran saya sih jaga-jaga aja.

Pelabuhan Gilimanuk- Kuta
Kl ini mah, ga usah dijelasin, ikuti saja petunjuk jalan ke Denpasar atau Kuta.
Perjalanan dari Gilimanuk ke Kuta kalau jalan santai sih sekitar 5-6 Jam yah.


Selamat berjalan-jalan, jangan lupa doa and..... Enjoy Indonesia.

Jumat, 29 Maret 2019

PERMUSUHAN ABADI DALAM POLITIK INDONESIA

Dalam politik, ada istilah "tidak ada kawan abadi, tidak ada lawan abadi". 

Tetapi sepertinya istilah ini harus kita pikirkan ulang, karena ada juga lawan politik yang sepertinya, sampai kapanpun tidak akan pernah bersatu.

Tentu saja ada banyak orang yang sampai kapanpun mungkin tidak akan pernah bersatu karena alasan ideologis. Misalkan FPI dan NU yang akan sangat sulit bersatu, PDI-P dan PKS yang selalu berseberangan. Itu sebabnya daftar ini saya kerucutkan, yaitu antar tokoh politik yang dulunya mesra, tetapi sekarang ini hubungan itu sepertinya tidak akan pernah pulih. Berikut ini daftarnya:

1. Gus Dur dan Cak Imin

Semua itu berawal ketika Gus Dur dipecat oleh Cak Imin (yang adalah keponakkannya sendiri) dari kursi Ketua Dewan Syuro PKB (partai yang dibentuk oleh Gus Dur).

Bermula dari Gus Dur yang memecat Cak Imin sebagai Ketua PKB, serangan itu berbalas pemecatan dari Cak Imin yang kemudian dilanjutkan ke pengadilan yang memenangkan kubu Cak Imin.

Sampai Gus Dur meninggal, sepertinya konflik ini masih jauh dari kata selesai, bahkan kata Allisa Wahid (putri Gus Dur), Gus Dur masih merasa bahwa apa yang dilakukan Cak Imin adalah kesalahan.


2. Megawati vs SBY

Semua orang pasti masih mengingat sejarah ketika Megawati diangkat menjadi Presiden menggantikan Gus Dur di tahun 2001. Waktu itu dalam pemilihan Wakil Presiden melalui MPR, ada dua nama yang harus dipilih, yaitu Hamzah Haz (pemenang sebagai Wapres) dan Susilo Bambang Yudhoyono, dan melalui mekanisme voting, maka Hamzah Haz yang menjadi Wapres. Lalu sebagai penghormatan Megawati kepada SBY, maka SBY diangkat menjadi menteri, yang pada posisi akhirnya adalah Menteri Kondinator Politik dan Keamananan.

Tetapi ketika menjelang Pilpres langsung yang dipilih oleh rakyat pertama kali di tahun 2004, SBY bersama Jusuf Kalla (Menko Kesra) memilih mundur dari kabinet Megawati dan menjadi pasangan capres dan cawapres yang akhirnya menjadi pemenang mengalahkan Megawati.

Konflik ini sudah bertahun-tahun yang membuat kedua partai seringkali berseberangan dalam mengambil keputusan. Konon pada Pilpres 2019, Demokrat yang awalnya diprediksi akan mendukung Jokowi, akhirnya melabuhkan pilihannya kepada Prabowo, karena menurut SBY "hubungan dia dengan pihak seberang (kemungkinan dengan Megawati) belum cair".

3. Prabowo vs Wiranto
Siapa tidak ingat kejadian kerusuhan 1998 di Jakarta, dimana waktu itu Prabowo sebagai menantu Presiden Soeharto (dan juga Komandan Koppassus) dan Wiranto sebelumnya sangat akrab.

Namun setelah kejadian itu, Prabowo diberhentikan dan Wiranto terus berkiprah. Keduanya sempat terlihat akrab ketika Konvensi pemilihan Capres di Partai Golkar, yang diikuti keduanya, dan dimenangkan oleh Wiranto, walaupun pada akhirnya Wiranto juga gagal menjadi Presiden di era tahun 2004. Singkat cerita Prabowo (Gerindra) dan Wiranto (Hanura) sama sama pisah jalan. Bahkan berulang kali mereka saling serang untuk kembali mengungkit peristiwa Mei 1998, dan menuding siapa yang bertanggung jawab.



Kamis, 07 Maret 2019

Aspek Psikologi Karakter DISC pada PILPRES 2019: Joko Widodo - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga


Nah sekarang ini saya akan membahas peta psikologis antara kedua pasang kandidat melalui DISC. Mungkin beberapa rekans ada yang belum paham dengan detail mengenai DISC. 

Setelah sekian lama, akhirnya kembali menulis tentang politik di Indonesia. Tetapi para rekans, saya harus menegaskan bahwa saya adalah orang yang netral (netral bukan berarti saya itu golput yah).


Btw, dulu saya juga membuat aspek psikologis ketika Pilkada Gubernur DKI, yang bisa rekans lihat disini

Sekarang mari kita mulai.

Hasil gambar untuk disc

Metode Pemetaan
Biasanya saya akan memetakan dengan dua pertanyaan dasar bagi seseorang:
- Apakah orang tersebut Outgoing (Ekstrovert) atau Reserved (Introvert)?
- Apa yang menjadi orientasi terbesar orang tersebut:Task (Tugas dan Target) atau People (Manusia)

1. Joko Widodo
Melihat karakternya, Jokowi adalah tipikal orang yang Introvert dan berorientasi kepada People, maka Jokowi adalah tipikal orang Steadiness.
Ciri ini dengan sederhana saya gambarkan:
- Stabil, Tenang, Rileks
- Senyumannya dia bukan berarti dia setuju
- Mampu tetap bersahabat walau dalam tekanan
- Sebisa mungkin menghindari konflik

2. Ma'ruf Amin
Melihat karakternya, Pak Kyai adalah tipikal orang yang Introvert dan berorientasi kepada Tugas, maka Pak Kyai tipikal orang Compliance.
Ciri ini antara lain:
- Bagi dia aturan adalah yang utama (hubungan adalah prioritas berikutnya). Contoh paling sederhana adalah ketika dia memvonis Ahok melalui Fatwa. Dia tidak terlalu peduli dengan kata orang, yang penting aturannya sesuai.
- Tipikal orang yang memiliki standar tinggi
- Perfeksionis

3. Prabowo Subianto
Melihat karakternya, Prabowo adalah tipikal orang yang Ekstrovert dan berorientasi kepada Task, maka Jokowi adalah tipikal orang Dominance.
Ciri ini dengan sederhana saya gambarkan:
- Langsung, To the Point, tidak kenal basa-basi
- Ciri orang yang tegas dan cenderung keras
- Orientasi kepada dirinya sendiri (One Man, One Decision)

4. Sandiaga Uno
Melihat karakternya, Sandiaga adalah tipikal orang yang Ekstrovert dan berorientasi kepada People, maka Jokowi adalah tipikal orang Influence.
Ciri ini dengan sederhana saya gambarkan:
- Populer, Suka menjadi pusat perhatian
- Basa-basi tinggi dan jago dalam merangkai kata


Kesamaan
Seperti yang saya pernah bilang dalam blog saya yang sebelumnya, bahwa pasangan yang paling cocok adalah ketika bertemu antara karakter D-S ataupun I-C.
Contoh pasangan yang seperti di atas adalah: Soekarno (Influence) dan Moh. Hatta (Compliance); Soeharto (Dominance) dan Sri Sultan, Soedharmono, Try Sutrisno, Umar Wirahadikusuma (Steadiness); SBY (Steadiness) dan JK (Dominance); Anies (Compliance) dan Sandiaga (Infulence) dan tentu saja Jokowi (Steadiness) dan JK (Dominance).
Artinya kedua pasangan diatas bukanlah pasangan yang ideal (dari sisi psikologis). Maka sebenarnya dari awal saya lebih suka kalau pak Jokowi berpasangan dengan Prabowo, karena sangat klop dari sisi psikologis.

Menutup celah bagi kedua pasang.
1. Jokowi - Ma'ruf Amin
Jika dilihat kedua pasang tokoh ini yang sama-sama Introvert, maka sebenarnya sangat baik jika kabinet mereka diisi oleh orang-orang Ekstrovert (butuh orang Dominance dan Influence yang sangat kental karakternya). Berikut contoh rekomendasi (sekali lagi saya hanya berbicara mengenai psikologis yah hehehe).
Tentu saja masih banyak tokoh hebat selain nama di bawah ini, hanya saja kebetulan, inilah nama yang teringat sama saya.
- Dominance
+ Mahfud MD
+ Luhut Binsar Panjaitan
+ Adian Napitupulu
+ Nusron Wahid
+ Susi Pudjiastuti

Influence
+ Tantowi Yahya
+ Muhaimin Iskandar
+ Grace Natalie
+ Ridwan Kamil


2. Prabowo - Sandiaga
Berbanding terbalik dengan yang diatas, kedua pasangan ini adalah tipikal yang sangat ekstrovert. Sehingga masalah dari pasangan psikologis seperti ini adalah mereka tidak ada orang yang melakukan pekerjaan rutin dan juga dalam hal monitoring, karena mereka berdua adalah tipikal inisiator.
Itu sebabnya mereka butuh kabinet yang ada nama seperti di bawah ini:
- Steadiness
+ Sudirman Said
+ Zulkifli Hasan
+ Ahmad Heryawan

- Compliance
+ Amien Rais

Udah ah, cukup sekian tulisan iseng-iseng yang saya tulis sambil menunggu pesawat Citilink menuju Kualanamu.

Selasa, 26 Februari 2019

MY TRIP: JAKARTA - BOROBUDUR - JOGJAKARTA / YOGYAKARTA LEWAT JALUR DARAT TOL TERBARU (BIAYA DIBAWAH 1 JUTA)

Hai frends, sudah lama sejak terakhir kali menulis trip bersama keluarga, kali ini saya akan sharing pengalaman yang baru saja kita jalani dari tanggal 14 Februari 2019. Langsung aja ke detailnya yah.

Rute
Jalur Berangkat: Jakarta (Bekasi) - Candi Borobudur - Jogja
Jalur Pulang: Jogja - Semarang (via Tol Salatiga) - Jakarta (Bekasi)
Untuk masalah jalur, saya akan mulai hitungnya dari Bekasi yah. Karena kalau mau hitung dari Jakarta agak sedikit ribet, berhubung tol dari Jakarta ke Bekasi masih ada pembangunan dan memakan waktu bisa 1-2 jam.

Kalau ke Borobudur, pakai Google Maps biasanya disarankan lewat Tol Semarang, karena lebih cepat 5 menit (hanya lima menit), tetapi jaraknya lebih jauh 30-40 km) dan tentu saja dengan biaya tol yang lebih mahal 130 ribuan). Akhirnya saya putuskan kalau berangkat dari Bekasi keluar di Batang, dan lanjut ke bawah (lihat peta).


Total Kilometer
Kurang lebih 1.150 kilometer. Btw ini sudah termasuk dengan kilometer jalan-jalan selama di Jogja dan Semarang yah.

Mobil dan Bensin
Saya menggunakan mobil Toyota Vios 2013. Untuk Bensin, dia setara dengan Avanza, Xenia, Mobilio, Ertiga, City. Saya punya juga mobil X-trail yang bensinnya setara dengan CRV, Mercy, Alphard. Nah untuk golongan mobil kedua itu, jumlah bensinnya silahkan dikalikan 2 saja.

Saya mengisi setengah penuh di perjalanan awal Jakarta cuma, saya mengisi secara penuh 2 kali (total 500.000). Dan itupun masih ada banyak sekali tersisa ketika sampai Jakarta.
Notes: selama di jalan, pas lagi istirahat (bukan hanya di tol, tapi juga pas lagi ke Candi), AC saya tetap nyalakan, karena ada baby. Jadi kemungkinan, Anda bisa lebih hemat kalau tidak pakai AC seperti saya.
Untuk perjalanan Bekasi - Jogja (via Kendal) biaya tol Rp. 204.000

Persiapan Wajib
E-Toll Terserah sih mau pake apa. Tapi menurut saya yang paling gampang untuk top-up itu BCA dan Mandiri (hehehe, sebenarnya emang cuma dua itu yang saya punya).


PERJALANAN AREA PERTAMA (BEKASI - KENDAL)

21.00 - 00.00
Saya memulai perjalanan dari tol Bekasi sekitar jam 21.00. Btw, saya nyetir santai dengan kecepatan 70-80 km/jam, ada saatnya saya di kecepatan 100 km/jam tapi jarang banget, karena memang mau santai.
Oh iya, saran saya, lebih baik kalau mau jalur ke Borobudur, jalannya sekitar jam begitu karena biar pas sampai di Borobudur masih pagi dan tidak terlalu panas. Apalagi saya bawa 3 orang anak (10 tahun  8 tahun dan 4 bulan, hehehe. Masih 4 bulan harus ikuti hobi bapaknya yang suka touring) dan istri.

Dari Bekasi Barat, jalanan masih agak tersendat, sehingga saya sampai di Karawang jam 22.00.

Sampai di Rest Area KM 166, saya break dulu karena ternyata mata agak sedikit sayu, sekalian mau isi E-Money Mandiri. Disini saya isi bensin pertama kali sebanyak 250.000. Pas mau tutup mata, ternyata ga bisa, ya sudah akhirnya lanjut lagi perjalanannya

00.00-02.00
Perjalanan saya lanjutkan perjalaan, dan sampailah ke pintu Tol Palimanan (sekitar KM 193) di jam 12.45 sebesar Rp. 27.000
Saya lanjutin perjalanan. Eh ternyata mata ini ga bisa ditahan lagi dengan kopi dan Kratingdaeng. Akhirnya sekitar jam 02.00 saya cari rest area terdekat untuk tidur sebentar sampai jam 03.00. Saya sudah ga tau ini rest area KM berapa, hehehe. Tetapi seingat saya ini daerah antara Tegal dan Pemalang

03.00-04.35
Dan jalan pun berlanjut. Lumayan habis tutup mata sejam.
Sampe di KM 384, Wleri Batang, saya ambil jalan keluar. Dan lewat jalur biasa.
Keluar tol ini, tagihan E-Tollnya Rp. 177.000.

04.35- 07.00
Dari Batang, menuju ke Borobudur (Magelang) maka harus melewati Temanggung. Dan jalanan dari Batang menuju Temanggung sekitar jam 04.35 itu sangat freak  sepi dan agak menakutkan. Sekitar setengah jam, Anda akan melewati hutan gelap, tanpa ada satu mobil yang lewat, tetapi jalanannya bagus, hanya saja agak seram kalau lewat tempat begitu sendirian. Jadi kalau Anda agak paranoid, lebih baik lewat jalur tol semarang.
Sekitar jam 07.00 sekitar Magelang kita istirahat sarapan dulu sekitar setengah jam, dan sampailah kita di Borobudur.