Jumat, 29 Maret 2019

PERMUSUHAN ABADI DALAM POLITIK INDONESIA

Dalam politik, ada istilah "tidak ada kawan abadi, tidak ada lawan abadi". 

Tetapi sepertinya istilah ini harus kita pikirkan ulang, karena ada juga lawan politik yang sepertinya, sampai kapanpun tidak akan pernah bersatu.

Tentu saja ada banyak orang yang sampai kapanpun mungkin tidak akan pernah bersatu karena alasan ideologis. Misalkan FPI dan NU yang akan sangat sulit bersatu, PDI-P dan PKS yang selalu berseberangan. Itu sebabnya daftar ini saya kerucutkan, yaitu antar tokoh politik yang dulunya mesra, tetapi sekarang ini hubungan itu sepertinya tidak akan pernah pulih. Berikut ini daftarnya:

1. Gus Dur dan Cak Imin

Semua itu berawal ketika Gus Dur dipecat oleh Cak Imin (yang adalah keponakkannya sendiri) dari kursi Ketua Dewan Syuro PKB (partai yang dibentuk oleh Gus Dur).

Bermula dari Gus Dur yang memecat Cak Imin sebagai Ketua PKB, serangan itu berbalas pemecatan dari Cak Imin yang kemudian dilanjutkan ke pengadilan yang memenangkan kubu Cak Imin.

Sampai Gus Dur meninggal, sepertinya konflik ini masih jauh dari kata selesai, bahkan kata Allisa Wahid (putri Gus Dur), Gus Dur masih merasa bahwa apa yang dilakukan Cak Imin adalah kesalahan.


2. Megawati vs SBY

Semua orang pasti masih mengingat sejarah ketika Megawati diangkat menjadi Presiden menggantikan Gus Dur di tahun 2001. Waktu itu dalam pemilihan Wakil Presiden melalui MPR, ada dua nama yang harus dipilih, yaitu Hamzah Haz (pemenang sebagai Wapres) dan Susilo Bambang Yudhoyono, dan melalui mekanisme voting, maka Hamzah Haz yang menjadi Wapres. Lalu sebagai penghormatan Megawati kepada SBY, maka SBY diangkat menjadi menteri, yang pada posisi akhirnya adalah Menteri Kondinator Politik dan Keamananan.

Tetapi ketika menjelang Pilpres langsung yang dipilih oleh rakyat pertama kali di tahun 2004, SBY bersama Jusuf Kalla (Menko Kesra) memilih mundur dari kabinet Megawati dan menjadi pasangan capres dan cawapres yang akhirnya menjadi pemenang mengalahkan Megawati.

Konflik ini sudah bertahun-tahun yang membuat kedua partai seringkali berseberangan dalam mengambil keputusan. Konon pada Pilpres 2019, Demokrat yang awalnya diprediksi akan mendukung Jokowi, akhirnya melabuhkan pilihannya kepada Prabowo, karena menurut SBY "hubungan dia dengan pihak seberang (kemungkinan dengan Megawati) belum cair".

3. Prabowo vs Wiranto
Siapa tidak ingat kejadian kerusuhan 1998 di Jakarta, dimana waktu itu Prabowo sebagai menantu Presiden Soeharto (dan juga Komandan Koppassus) dan Wiranto sebelumnya sangat akrab.

Namun setelah kejadian itu, Prabowo diberhentikan dan Wiranto terus berkiprah. Keduanya sempat terlihat akrab ketika Konvensi pemilihan Capres di Partai Golkar, yang diikuti keduanya, dan dimenangkan oleh Wiranto, walaupun pada akhirnya Wiranto juga gagal menjadi Presiden di era tahun 2004. Singkat cerita Prabowo (Gerindra) dan Wiranto (Hanura) sama sama pisah jalan. Bahkan berulang kali mereka saling serang untuk kembali mengungkit peristiwa Mei 1998, dan menuding siapa yang bertanggung jawab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar