Senin, 12 Oktober 2015

TIPS MEREKRUT SALES PERSON / MARKETING OFFICER YANG TEPAT

Sebelum saya memulai, mari coba kita luruskan istilah Sales dan Marketing. Banyak orang ataupun organisasi salah dalam memberikan jabatan bagi pekerjaan yang tujuannya untuk menjual.

Di Perbankan misalnya, tugas seseorang yang harus menjual jasa funding/lending seringkali disebut sebagai Marketing Officer. Apakah istilah tersebut benar? Menurut saya istilah tersebut benar, tetapi ada istilah yang sebenarnya lebih cocok untuk posisi tersebut, yaitu SALES.

Dalam tulisan saya yang berikutnya, saya akan membahas perbedaan mendasar antara Sales dan Marketing. Tapi, saat ini saya akan berfokus kepada tips sederhana untuk merekrut orang di posisi SALES PERSON.

#1. Perhatikan CV-nya
Lihat di bagian pengalaman bekerja, apakah dia pernah bekerja sebagai seorang sales person. Oke lah, mungkin dia belum pernah, maka Anda harus mencari orang yang minimal sudah pernah bekerja di bidang yang mengharuskan dia berhubungan dengan banyak orang, misalnya Humas, Event Organizing, Training and Development, dll.
Yang harus Anda ketahui, tidak semua orang yang berpengalaman sales akan cocok dengan perusahaan Anda. Artinya: Sales otomotif belum tentu bisa langsung tune-in jika dia masuk ke perusahaan konsultan. Jadi carilah orang yang bukan hanya memiliki pengalaman di pekerjaan yang sama, tetapi carilah orang yang punya pengalaman di bidang yang sama.
Bahkan jika saya harus memilih, saya akan lebih memilih orang yang pernah bekerja di bidang yang sama, dibanding dengan orang yang mantan sales.
Lebih baik lagi jika saya menerima orang dari perusahaan kompetitor. Hehehehe

bagaimana kalau dia fresh graduate?
Agak sulit untuk melihat pengalaman kerja kalau pelamar kita adalah fresh graduate (orang yang baru lulus), maka Anda harus melihat pengalaman berorganisasinya. Minimal dia memiliki pengalaman berorganisasi lebih dari satu. Jikalau saya disuruh memilih organisasi apa yang cocok untuk Sales, maka saya akan memilih organisasi seperti Mapala (Pecinta Alam) dan Seni (Teater, Seni Peran).

#2. Lihat hasil Psiko Test nya
Jika Anda menggunakan psiko test DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance) atau mungkin Personality Plus (Kolerik, Sanguin, Plegmatis, Melankolis), maka saya menyarankan pilihlah orang yang memiliki grafik Influence/Sanguin yang tinggi. Hal ini nantinya akan membantu dia dalam menghadapi pekerjaannya yang mengharuskan dia mampu untuk cepat akrab dengan lawan bicara.
Tetapi jika sales yang Anda cari bersifat sales konsultatif (jualan projek, bukan jualan ritel), maka saya menyarankan untuk mencari sales dengan Compliance/Melankolis yang memiliki grafik tinggi.

#3. Tanyakan hal berikut sewaktu interview
- Di perusahaan sebelumnya (jika dia adalah seorang sales), berapa waktu yang kamu butuhkan untuk closing-an pertama (pecah telur)?
Ini akan menentukan, berapa lama dia bisa closing nanti di perusahaan Anda.

- Tipe klien seperti apa yang paling sulit yang pernah kamu layani? Bagaimana cara kamu meladeninya?
Dari sini kita bisa melihat, apakah dia benar-benar lihai dalam menghadapi calon pembeli.

- Tipe atasan apa yang kamu sukai dan yang tidak kamu sukai?
Ini menunjukkan apakah Anda nantinya bisa menjadi atasan yang pas buat dia

- Mengapa dia resign dari perusahaan sebelumnya?
Dari sini anda bisa mengatahui, apa yang akan membuat dia perform dan yang membuat dia tidak betah.

#4. Lihat penampilannya
Saya lebih menyukai seorang sales yang tidak terlalu jelek dan tidak terlalu cakep (wajahnya).
Standar saya dalam memilih sales person dari sisi wajah:
1. Tidak overweight. Saya tidak perlu merinci mengenai berat badan ideal. Tapi ini menjadi pertimbangan buat saya.
2. Tidak penuh jerawat atau bekas sisa jerawat yang banyak.
3. Tidak harus enak dilihat, tetapi minimal orang tersebut jangan sampai tidak enak dipandang.
4. Dari penampilannya, Anda harus menilai apakah dia tipikal orang yang high-class atau tidak. Semakin high-class, maka semakin dia kurang cocok dengan pekerjaan sales yang membutuhkan canvasing.
5. Apakah dia menggunakan jam tangan? Karena ini menunjukkan bagaimana dia menilai waktu.
6. Apakah senyumnya tulus? Anda bisa melihat bagaimana dia tersenyum, apakah kaku atau tulus.

#5. Lihat gaji yang diminta
Sales yang baik, tidak akan pernah meminta gaji yang tinggi. Jika dia menganggap gaji yang Anda tawarkan terlalu kecil, maka jangan pekerjakan dia.
Sales person adalah orang yang bekerja berdasarkan variabel komisi, bukan gaji pokok. Tapi mohon diingat, gaji pokok yang Anda tawarkan juga harus logis (anda bisa klik banyak situs untuk mengetahui perbandingan gaji seperti Kelly Service atau Qerja).
Ini menjadi titik penentu, supaya Anda bisa melihat apakah dia orang yang termotivasi dengan gaji pokok atau dengan komisi. Hanya sales yang terbaiklah yang termotivasi dengan komisi.

#6. Lihat lokasi rumahnya
Sebisa mungkin jangan cari sales yang lokasi rumahnya lebih dari 15 kilometer dari kantor Anda.
Loh kok gitu? Apa pengaruhnya?
Ingat, sales adalah pekerjaan yang paling unik di dunia. Dia bisa saja bilang ada janji meeting, tapi kita sendiri tidak tahu apakah dia beneran meeting atau tidak.
Sales yang rumahnya jauh, punya kecenderungan (minimal menurut pengalaman saya), untuk lebih sering membuat alasan untuk tidak ke kantor. Alasan utamanya adalah "saya nanti langsung aja dari rumah ke kantor klien".
Walaupun tidak salah, tapi hal tersebut akan membuat anda kewalahan dalam melakukan proses monitoring.
Tapi tolong diingat juga, tips nomor 6 tidak bersifat pasti dan ada pengecualian.


Sekian tips dari saya.
Ingat, tips ini hanyalah masukkan dan tidak bersifat pasti. Toh, dalam beberapa kasus saya sendiri banyak melanggar aturan diatas dan lebih mengandalkan intuisi (feeling) saya sendiri.

Sukses terus. Happy Selling!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar